Pareto Principle

Pareto Principle

Pareto Principle



Pareto Principle atau 80/20 Rule



Pareto Principle pertamaka kali ditemukan oleh seorang ekonom berkebangsaan Italia bernama lengkap Vilfredo Federico Damaso Pareto atau versi pendeknya Vilfredo Pareto pada tahun 1906. Vilfredo Pareto sendiri memiliki background dengan disiplin ilmu yang cakupannya lebih dari satu, yaitu disiplin ilmu matematika, ekonomi, filsafat, dan disiplin ilmu lainnya


Ada yang menarik dengan gagasan nya yang dikenal sebagai Pareto principle atau 80/20 Rule. Inti dari gagasannya sendiri adalah bahwa sesuatu (apapun) itu tidak terdistribusi merata. Fenomena ini sering kita ketahui dengan beberapa contoh disekitar kita seperti di Indonesia sendiri kekayaaan negara tidak terdistribusi secara merata. Tingkat partisipasi masyarakat sangat rendah dibalik distribusi kekayaan sebuah negara. Fenomena tidak merata nya kekayaan ini sering kita sebut sebagai kesenjangan.


Aplikasi dari Prinsip Pareto sering kita temukan di dunia manajemen, digunakan sebagai tools dalam formulasi kebijakan. Dalam dunia usaha sering kita dengar istilah segmen pasar, kapitalisasi pasar. Dalam mengaplikasikan konsep ini perusahaan bisa menetukan 20% segmen pasarnya yang akan menghasilkan 80% dari revenue mereka.


Selanjutnya, implikasi bagi kita sendiri apa? It is all about priority. Kita tahu bahwa tidak semua yang kita lakukan memiliki impact yang sama terhadap kehidupan kita. Kembali ke prinsip pareto bahwa hanya 20% usaha prioritas kita yang akan menghasilkan 80% kesuksesan . Artinya disini kita menghadapi persoalan waktu dan sumber daya yang terbatas. Kita harus bijak memilih dan memprioritaskan apa saja yang akan kita lakukan untuk kedepannya cause we know we have a constrain resource. Ada sebuah quote dari salah satu orang terkaya di dunia, sebut saja Warren Buffet, “ The difference between successful people and really successful people is that really successful people say no to almost everything”. Dari nasehat Warren Buffet kita dapat membuat sebuah konlusi bahwa kita harus mengetahui apa saja yang penting bagi kita dan memiliki alasan yang kuat kenapa hal itu yang harus kita lakukan because we know we can’t do anything at the same time.


Komentar

Postingan populer dari blog ini

Rentang Kisah 2018

MEMAKSIMALKAN PROSES BELAJAR AGAR PAHAM SECARA KOMPREHENSIF

Sedikit Bait