Hikmah Perantauan


Hikmah

Kala itu hari Rabu tanggal 22 Agustus 2018,hari Idul Adha.Idul Adha kali ini ada sesuatu yang berbeda,aku tidak berkumpul bersama keluarga,memang sedih,tapi apalah daya jarak yang jauh dan libur yang singkat yang memaksaku untuk bertahan di kota besar ini. Untungnya aku tidak terlalu sedih karena suasana di dekat kosanku serasa seperi rumah bagiku.Itu karena orang orangnya yang ramah dan mudah diajak bersosialisasi.

Pengalaman yang berharga bagiku khususnya untuk bisa menjadi lebih mandiri dengan keadaanku saat ini,berpisah dari keluarga.Hembusan angin rumah pun semakin tak terasa dengan jarak aku dan keluarga yang semakin melebar. Namun ternyata doa orang orang pun tetap terasa meskipun beratus kilometer jauhnya.Dari dulu pun ternyata dunia itu memang sempit karena semua bisa didekatkan dengan doa hanya kita saja yang terlalu skeptis terhadap jarak-jarak yang membuat kita terasa jauh,ditambah dengan adanya koneksi internet dan smartphone yang membuat dunia terasa menjadi lebih dekat.

Itulah alasan-alasan positif yang membuat seorang perantau tetap kuat berada di negeri orang nan jauh disana.Tapi siapakah yang mau berpisah apalagi dengan keluarga??Jawabannya pasti tidak ada,keadaan lah yang membuat orang memilih untuk merantau.Banyak alasan yang sudah kita dengar dari perantau kenapa mereka mau-maunya merantau ke tempat baru yang tak seorang pun ia kenali,antara lain : pekerjaan dan sekolah.

Merantau merupakan sebuah tantangan khususnya bagi yang pertama kali untuk menginjakkan kaki di negeri orang.Perasaan takut,gelisah,rindu pun saling bercampur aduk untuk pertama kalinya.Memang itulah problema-problema anak rantau.Semuanya berubah semenjak kita merantau ke  perasingan tanpa bantuan orang terdekat.Disinilah kita harus pintar-pintar dalam menghibur diri,menggenjot motivasi agar orang orang yang mendoakan jauh dari sana merasa bahagia dengan kesuksesan kita kelak.

Saya sendiri alhamdulilah selama perantauan selama 6 tahun ini bisa mengambil banyak hikmah dan pelajaran.Saya  bisa bergaul dan beradaptasi dengan lingkungan dengan cepat karena sudah terbiasa berinteraksi dengan banyak orang  dengan watak uniknya masing-masing,ada yang berkulit coklat, sawo matang,bermata sipit maupun  belo,berambut ikal maupun lurus.Pandanglah manusia sebagai manusia jangan menutup sebelah mata saat memandangnya karena hakikatnya mereka manusia  meskipun ciri fisik berbeda.Maka,saudara-saudara kita pun memiliki hak untuk diperlakukan sebagai manusia.

Kemudian selain dari itu,dari perjalanan perantauan selama 6 tahun ini saya menemukan buah-buah pemikiran atau perspektif yang benar benar berbeda dengan apa yang saya pikirkan sebelumnya.Kali itu saya pergi ke sebuah desa disana banyak anak-anak yang bermain sepak bola dengan sukacita meskipun desa itu dikategorikan sebagai desa miskin,yang saya bisa ambil dari situ bahwa kita harus banyak banyak bersyukur dengan apapun keadaan.Mungkin orang-orang banyak yang tidak bahagia karena mereka tidak bersyukur terhadap hal-hal kecil namun sebagian orang hanya bersyukur atas pemberian bersifat materiil berupa harta maupun uang.Padahal ada nimat lain yang terkesan kita selalu sepelekan contohnya nimat waktu ibadah dan kesehatan.

Selanjutnya saya pun mendapat hal lain lagi dari tanah rantauan ini,yaitu menghargai waktu.Anak rantau tentunya jarang bertemu dengan keluarga nya kebanyakan  waktu ia habiskan di tanah rantauan.Ini membuat pertemuan dengan keluarga menjadi obat kerinduan,kita ingin menjaga waktu dengan keluarga berkualitas dalam tempo yang singkat.Bentuk konkret nya kita selalu menghargai kumpul dengan keluarga.

Banyak sekali cerita dari tanah perantauan ini tentunya yang memiliki kesan tersendiri.Sekarang cobalah jadi perantau keluarlah dari zona nyamanmu karena engkau akan temukan sesuatu yang berharga bagimu.Imam Syafii berkata :

Merantaulah
Orang berilmu dan beradab tidak diam beristirahat di kampung halaman
Tinggalkan negerimu dan hidup asing  (di negeri orang)

Merantaulah
Kau akan dapatkan pengganti dari orang-orang yang engkau tinggalkan (kerabat dan kawan).
Berlelah-lelahlah, manisnya hidup terasa setelah lelah berjuang.
Aku melihat air menjadi rusak karena diam tertahan
Jika mengalir menjadi jernih, jika tidak, akan keruh menggenang
Singa jika tak tinggalkan sarang, tak akan dapat mangsa
Anak panah jika tak tinggalkan busur, tak akam kena sasaran
Jika matahari di orbitnya tak bergerak dan terus berdiam
tentu manusia bosan padanya dan enggan memandang
Bijih emas tak ada bedanya dengan tanah biasa di tempatnya (sebelum ditambang).
Kayu gaharu tak ubahnya seperti kayu biasa jika di dalam hutan
Jika gaharu itu keluar dari hutan, ia menjadi parfum yang tinggi nilainya.
Jika bijih memisahkan diri (dari tanah), barulah ia dihargai sebagai emas murni


Merantaulah
Orang berilmu dan beradab tidak diam beristirahat di kampung halaman.
Tinggalkan negerimu dan hidup asing  (di negeri orang)

Itulah ceritaku tentang perantauanku.Temukan pengalamanmu dengan merantau karena ilmu bisa didapat dari pengalaman.





Komentar

Postingan populer dari blog ini

Rentang Kisah 2018

MEMAKSIMALKAN PROSES BELAJAR AGAR PAHAM SECARA KOMPREHENSIF

Sedikit Bait